Kemandirian, Untuk Menjadi Pemenang
Kemandirian Siswa
Tahukah kamu, bahwa saat ini cara belajar di sekolah telah berubah ? UNESCO, salah satu badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang salah salah satu tugasnya mengurusi bidang pendidikan menyebutkan bahwa pada abad ke-21 perlu terjadi perubahan paradigma, atau cara berfikir. Yakni, dari paradigma teaching, yang memprioritaskan pada pengajaran oleh guru, menjadi paradigma learning, yang menempatkan pada pembelajaran pada diri siswa sendiri sebagai hal yang paling utama.
Pendidikan tidak lagi berorientasi atau tergantung pada cara pengajaran seorang guru kepada anak didiknya. Akan tetapi, kini telah beralih pada pendidikan yang menjadikan faktor anak didik sebagai penentu keberhasilan dalam belajar di sekolah. Siswa lebih ditekankan sebagai subjek belajar yang sangat penting, yang akan menentukan atas keberhasilannya sendiri dalam belajar di sekolah.
Keempat visi pendidikan yang berdasarkan paradigma learning itu adalah
(1) learning to think (belajar berfikir, yang berorientasi pada pengetahuan logis dan rasional);
(2) learning to do (belajar berbuat atau belajar hidup, yang berorientasi pada how to solve the problem, atau bagaimana mengatasi masalah;
(3) learning to be, (belajar menjadi diri sendiri, yang berorientasi pada pembentukan karakter); dan
(4) learning to live together (belajar hidup bersama, yang berorientasi dan mengarahkan pada bagaimana membangun kerja sama dan bersikap toleran).
“Inti pesan dari keempat visi pendidikan tersebut adalah kini proses kegiatan belajar mengajar di sekolah lebih mengarahkan pada terciptanya kemandirian siswa dalam belajar dan kemandirian siswa dalam kehidupannya kelak. Maka, mulailah kamu unuk belajar mandiri, untuk kemandirian kamu di masa depan kelak” demikian kata ibu guru saat memberikan kesimpulan mengenai hal tersebut.
Adakah Alasan Lain ?
Sudahkah kamu menyetujui kesimpulan itu ? Jika iya, maka kini jadilah diri kamu sebagai pengendali utamanya. Sekarang, jadikanlah diri kamu sebagai faktor penting dan penentu dalam keberhasilan belajar kamu sendiri. Selanjutnya, mulailah kamu belajar, kemudian belajar lagi dan berlatihlah hingga kamu benar-benar menguasai mata pelajaran yang diwajibkan.
Masihkah ada alasan lain yang pantas untuk kamu ajukan lagi sebagai pembenar untuk tidak sungguh-sungguh mau belajar ? Jika iya, sebutkan sejumlah alasan itu, lalu secara jernih kamu nilai sendiri kelayakan alasan tersebut. Masihkah pantas alasan tersebut menjadi penghalang bagi pencapaian keberhasilan belajar kamu ?
“Ada seribu alasan bagi seseorang untuk tidak mau berbuat sesuatu agar berhasil, pun bagi dirinya sendiri. Namun, ada seribu cara dan jalan keluar bagi seseorang untuk dapat berbuat dalam meraih kesuksesan” kata salah seorang motivator.
Janganlah kamu selalu disibukkan dengan banyak alasan, bahkan terkesan dicari-cari atau mengada-ada untuk membenarkan tindakan yang bermalas-malasan. Namun, konsentrasilah kamu pada segala upaya untuk dapat keluar dari masalah yang kamu hadapi, untuk kemudian kamu dapat meraih kesuksesan dengan kemampuan yang dimiliki oleh kamu sendiri. Biasakanlah untuk selalu menyelesaikan suatu masalah atau perkara, bukan sebaliknya selalu mencari-cari masalah atau perkara bagi diri kamu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar