Pertistiwa yang sangat memprihatinkan terjadi pada hari Sabtu 21 Apri 2012, saat anak-anak kelas IX diarahkan untuk doa bersama dan memohon restu kepada guru-gurunya dalam menghadapi Ujian Nasional, serta semua warga sekolah agar memberikan dukungan moril bagi siswa kelas IX, tapi sayang saat yang lain mempersiapkan diri dalam acara itu, di kantor guru justru terjadi perang mulut antara guru yang merasa lebih lama dengan guru yang dianggap baru dan pendatang.
Anggapan dan perasaan orang lama dan orang baru di sekolah ternyata masih ada, mestinya masuknya orang-orang baru di sekolah ini diakui oleh semua pihak karena kepindahan mereka melalui mekanisme yang ada karena setiap guru yang datang di sekolah ini membawa surat keputusan.
Kalau perseteruan itu tidak diperhatikan oleh kepala sekolah akan menghambat majunya sekolah itu sendiri.
Seandainya guru-guru lama merasa lebih memiliki sekolah ini dan yang harus menduduki posisi-posisi penting di sekolah, mestinya disampaikan dengan baik-baik karena mungkin guru-guru baru belum mengerti adat dan kemauan guru-guru yang sudah lama di sekolah ini, bukan memusuhi, dendam dan dipendam ini akan menjadi apai dalam sekam.
Bagi guru baru sebenarnya mungkin dilema, karena sebagai orang baru tidak mungkin menolak tugas yang diberikan seorang kepala sekolah.
Belajar dari peristiwa ini sekolah harus segera merespon, tahun pelajaran sebentar lagi berakhir tugas pembentu-pembentu kepala sekolah sudah dua tahun, guru baru harus tanggap bahwa tugas sudah 2 tahun.
Sebagai guru baru harus mampu menyesuaikan diri, mau berguru pada yang senior, mengajar berorientasi pada anak didik bukan berebut posisi. Ingat "STUDENT DONT CARE WHAT YOU KNOW UNTIL THEY KNOW YOU CARE" dan anak-anak butuh GURU YANG MENGINSPIRASI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar